Pages

Friday, December 4, 2015

Make Progress

Yeeaaaa I miss to write...
The last time I posted something was on August.
OMG, it was 4 months ago :O uwoooooo
Oh ya did you guys feel the same with me? It's the last month of this year!!!
How come? It's just super fast
2015 is almost ended.
How's your resolution for this long 2015?
Have a good year? Have all your wishes?
I hope so.

But yesssss...
That's why I want to talk, no, I mean I want to share with you how's my progress in this beauty 2015
Heheheh, enjoy my writing guys...
But but but... On my next paragraph I'll use bahasa. I'm not that really good in english. Wkwkwk, makanya dari tadi ni lidah udah gatel gara-gara sok ngomong bahasa inggris.
Nggak tau lagi harus bikin intro gimana buat tulisan ini. Yaudah sok nginggris aja :p

Yah dulu (tepatnya hampir 3 tahun yang lalu) aku adalah cewek sok jaim, sok jual mahal, gengsi tingkat tinggi, harga diri adalah hal yang harus dijunjung, sedikit penakut, pesimistis, mellow, susah ngomong depan orang banyak, susah ngobrol sama orang baru, tampak judes, pemalu abis, idealis sampek nggak realistis, nggak sabaran alias pemarah/tempramen/mudah tersinggung dan pendiam.
Aaelah!
Bayangin coba? Ada yang betah sama cewek kayak gitu. Nggak ada. Huhuhu
Untung-untungan dapet temen banyak. Ya, ada beberapa hal yang tidak berubah dari diriku.

But year by year, I've changed. Yap, tepatnya kuliah adalah 20% tentang akademik, mata kuliah, tugas, dosen, IPK. Selebihnya adalah kehidupan, pergaulan, teamwork, mental, organisasi, soft skill, pengalaman, jalan-jalan, dan berkarya. College is totally teach you what LIFE is.
You know what you are, who you are, with whom you are, why you here, and how to blah-blah.

Ya aku pikir semua orang pasti pernah ber-progress.
Begitu pula denganku, setiap orang membutuhkan progress dalam hidupnya.
Jika dia menolak untuk berprogress maka kamu adalah bayi.
Menangis ketika harus menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan.
Merengek ketika menginginkan sesuatu.
Berbahagia jika ada yang membuatmu tertawa.
No, kalo kalian masih seperti itu, berarti kalian masih bayi, orang dewasa tidak seperti itu.

Hey dunia adalah tempat yang paling hina, adalah tempat yang berisi hal-hal yang tidak kita senangi, sukai, dan justru membuat kita benci, tidak suka, tidak senang.
Lalu mau apa?
Mau lari kemana?
Bagaimanapun juga ya harus dihadapi.
Pada poin tersebut aku sadar sesadar-sadarnya.

Aku menyenangi hal-hal yang tidak menyenangkan bagiku.
Aku berusaha ketika menginginkan sesuatu.
Aku berbahagia sebagaimana aku harus bisa membuat diriku sendiri bahagia.
Bersabar ketika banyak orang, banyak situasi, dan banyak peristiwa yang membuatku sedih.
Life must go on, man...

Kita hanya dipermainkan dunia.
Aku bete ketika dosen pembimbing skripsi sibuk nggak bisa ditemuin.
Aku capek muter-muter nyari data buat skripsi.
Aku kesel kuliah banyak tugas.
Aku down ketika teman-teman yang aku punya mulai menjauh.
Aku nangis ketika pacar mulai cuek.
Aku sakit hati ketika pacar berkata kasar.
Aku sedih karena pacar udah ndak kayak dulu lagi.
Aku lelah karena pacar ndak pernah menghargai usahaku.
Aku kecewa ketika harapanku jauh beda dari kenyataan.

DUNIA SEDANG MEMPERMAINKANKU

I don't let them change me, but that's me who change them!
BIAR DUNIA TIDAK MENTERTAWAKANKU
BIAR DUNIA TIDAK MENGALAHKANKU

Sejauh ini itulah yang ada di pikiranku.
Menjadi lemah dalam permainan yang ditawarkan dunia bukanlah pilihan.

Buka pikiran seluas-luasnya, aku membiarkan segala hal masuk dalam pikiranku dan meninggalkan sejenak subjektivitas diri, jauhkan subjektivitas orang lain.
Kenali fakta dan opini, cerna apa yang masuk.
Agama, budaya, kehidupan, sejarah, politik, nusantara, seni dan ilmu pengetahuan.
Sujiwo Tejo, orang tua, Cak Nun, Habib Anis, Habib Asegaf, Candra Malik, Dosen, Ustadz TV dan sebagainya.
Gabung pendapat-pendapat mereka, lalu pikirkan!
Cari pendapatmu sendiri. And do not trust to anybody.
Kita sama-sama manusia. Sama-sama mencari kebenaran, apa yang benar dan baik menurutku bukan berarti baik dan benar menurutmu. Melihat sebuah objek harus dari segala sudut pandang.
DUNIA BERPOTENSI MENIPUKU.

Dengan membaca buku, mengikuti diskusi-diskusi masyarakat baik secara langsung maupun sekedar nonton di youtube. It's something. Kita akan dapatkan banyak hal dari diskusi.
Kelemahanku, ketika aku sudah mantap dengan sebuah diskusi X maka aku akan selalu mengikuti diskusi X. Aku sedikit enggan mengikuti diskusi A, B, C, D dan seterusnya padahal itu bisa menambah referensi dan mengembangkan pemikiranku.

Kenalan sama organisasi, berkelut disana, mencoba hal-hal baru disana, bergaul, berteman, membangun kerja sama tim dalam sebuah organisasi, it feels like you find your second family. Berproses dalam organisasi mulai dari koordinasi, mengenal karakter masing-masing orang, berani berpendapat, saling menghargai pendapat, pikiranku pecah. Aku tidak lagi gugup dilihat banyak orang, aku tidak lagi bingung ketika harus berbicara di depan banyak orang, aku tidak lagi kaku ketika harus menghadapi orang-orang baru. Overall, aku tidak akan mendapatkan pembelajaran seperti itu di kelas. No, it won't!

Terakhir aku mendapat pelajaran dari membangun hubungan dengan seorang laki-laki. Hampir dua tahun bersama. Intens komunikasi, selalu menyempatkan bertemu ketika dia sudah pulang bekerja seharian. Bulan demi bulan, dia berubah. Tidak se excited dulu kepadaku, lebih cuek, udah jarang tertawa bareng dan lain-lain. Dengan perubahan secepat itu tentulah perempuan mana tidak kaget, perempuan mana tidak kesal, tidak bingung, tidak bertanya-tanya, tidak bersedih? Tapi itu justru membuatnya semakin diam dan seakan tidak mau tahu. Justru menyuruhku untuk intropeksi diri dan menuduhku aku lah yang berubah. Awalnya aku tidak suka, aku ingat soal senangi apa yang tidak aku sukai. Senang soal perasaan dan itu alamiah, suka - tidak suka soal belajar. Dampaknya adalah bahagia - tidak bahagia.

Aku banyak belajar dari sana. Aku berpikir, merenung, menangis, insomnia.
Melalui proses-proses menderita itu, aku justru menantang keadaan tersebut.

Aku berusaha menekan rasa sedih, kecewa, kesal terhadap apa yang aku hadapi setiap hari.
Dia datang dengan muka cemberut, selalu begitu. Aku bisa saja berpikir apa yang salah denganku? Kita bertemu untuk berbahagia melepas rindu tapi apa yang aku temui? Out of expectation!

Aku ingin memberinya sureprise dengan membelikannya tiket talkshow dimana pembicaranya adalah tokoh favorit kita. Aku menunggu selama sebulan untuk menonton acara itu berdua, aku pikir kita akan bersenang-senang disana. Aku pikir rasa capek akan bisa hilang dengan menghadiri acara yang ditunggu-tunggu itu. Membuang sedikit kepenatan dunia yang membelenggu. Out of expectation lagi, dia cemberut saja. Katanya capek pulang kerja. But this is the time, kapan lagi kita bisa seperti ini. Dia nggak menikmati. Ketika acara selesai dia mau bergegas ke warung kopi, bertemu seorang teman karena ada urusan untuk hari sabtu. Saat itu masih hari kamis.

Dan momen-momen menyebalkan lain.

BEDEBAH!
Aku tidak akan hancur dengan perasaan sedih, kecewa dan kesal.
Aku tidak mau lagi membuang energi untuk marah.
Terserah sajalah.
Begitu pula dengan teman-teman. Aku tidak akan ambil pusing.
Biar-biarkan saja. Mau menghinaku, merendahkanku, menjauhiku, memanfaatkanku, terserahlah.
Aku tidak akan balas dendam ataupun marah.
Marah hanyalah perbuatan sia-sia.
Untukku, menangis bukanlah tanda sedih, kelemahan atau kekesalan.
Tangis hanyalah emosi sesaat selama tidak ada yang tahu tangisanmu kecuali Tuhan.
Ya, aku menangis. Aku masih suka menangis. Itu satu-satunya cara untuk membuatku lega sebelum bisa berpikir jernih terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan.

Kata kuncinya adalah ikhlas.
Ikhlas menerima apa yang dihadapi setiap hari.
Dan tidak bereaksi terlalu berlebihan. Pasrah.
 

Template by BloggerCandy.com