Pages

Friday, January 15, 2016

The Beauty Bondowoso

2016 and it's been 2 weeks on 2016!
WOW.
Time's really goes super crazy fast.
And in this early 2016, saya lagi pingin sharing perjalanan backpack saya sama my lovely travelmate ever after hwaaakkk ahahaha. Mungkin beberapa postingan selanjutnya saya lebih banyak cerita my travel places. Even tho saya juga masih akan sharing muntahan uneg-uneg di perut, dada dan kepala as always about Indonesia, tanah kelahiran saya.

For the last two years, in 2014 exactly, saya suka banget keliling jawa timur bagian timur (Kalo kalian bingung biar saya jelasin, jadi di Pulau Jawa bagian timur tapi masih timurnya Jawa Timur. Aelah! Karesidenan Besuki plus Lumajang, Malang. Search on google maps, it'll help you) selama itu pula rasanya nggak habis-habisnya tempat buat traveling disini. Adaaaaa aja yang harus dicobain. Pumpung ada yang nemenin juga jadi sekalian ngabisin waktu bareng. Am I truly have fun with all the trip I've had? NO. Not really. Karena di setiap perjalanan  nggak selalu orang yang bareng sama saya nggak bikin emosi and it always fucking happens!!! Just why? Marah-marah saat traveling itu buang-buang waktu, dear! Dan nggak berasa nikmat. But yes, I do, we do.

Selalu ada cek cok disana, konflik ini itu, dan bibir cemberut sepanjang perjalanan berangkat. But that's how we know each other, that's how kita menyesuaikan diri satu sama lain, that's how kita bisa ngadepin karakter orang. Jadi seakan setiap perjalanan berangkat selalu bertengkar dulu. Entah itu soal jam keberangkatan, barang-barang bawaan, jalur berangkat, budget, kendaraan yang mau dinaikin sampek ribut masalah belanja di jalan atau belanja duluan di deket kosan. Ah elah! Ritual kayak gitu selalu dan selalu ada diantara kita. How's you? Gitu juga nggak? Atau mungkin nggak pas berangkatnya tapi saat di tempat tujuan? Well, we all have that trouble, right.

Oh ya, kami nggak pernah asal pergi. Selalu ada rencana dan selalu direncanakan dengan matang, mungkin itu sebabnya sebelum keberangkatan kami selalu ribet duluan. But yeahhh selama ini nggak ada barang yang ketinggalan untuk dibawa, semua kebutuhan udah dipersiapkan dan ketika di tempat, kami nggak pernah bingung ini itu lagi. Tinggal enjoy nya aja. Basically, kami berdua sama-sama nggak suka hal-hal yang mendadak. Semua butuh persiapan. Semua butuh dibicarakan. Kami suka diskusi meskipun berujung pertengkaran. Hahahahaha. Mungkin kebiasaan ini bisa kalian terapkan. And yess hampir lupa, sebelum menentukan destinasi tujuan, saya selalu browsing-browsing, tanya sana-sini dulu ke temen, terutama masalah lama perjalanan, trek, suasana disana dan biaya. Jadi bener-bener udah kebayang nanti gimana-gimananya, yah saya menghindari kekagetan atau kekecewaan. Oke untuk masalah biaya, saya selalu merengreng dulu apa-apa aja yang dibutuhkan selama perjalanan dan selama disana termasuk memperkirakan jumlah biaya yang akan keluar. Nggak boleh ngepress, harus ada cadangan biaya. It's a must!

Setidaknya kemungkinan terburuk udah dipikirkan sebelum memutuskan untuk pergi. Memang sih perjalanan yang diadakan secara insidental berasa lebih excited soalnya diluar dugaan kan, tapi saya nggak suka ambil resiko besar. We like to prepare it well, yes we do. Aaahhhh love love deh, kalian juga harus bisa ketemu sama travelmate yang cocok. Meskipun nggak harus cocok 100% tapi seenggaknya punya travelmate yang jalur pemikirannya sama. Tengkar-tengkar dikit nggak apa lah, being normal is boring, right?

Alright, langsung aja simak perjalanan saya dua minggu yang lalu. Destinasi kali itu adalah kota Bondowoso. Ada apa di Bondowoso? So many beautiful places you can go with.
Tapi kami memutuskan untuk ambil perjalanan ke Kawah Wurung dan Air Terjun Blawan. Dua spot itu terletak berdekatan kira-kira berjarak sekitar 20 km tapi masih dalam satu kawasan Kawah Ijen.

Kami pergi kesana saat musim hujan, tanggal 1 - 2 Januari 2016 dan naik sepeda motor. Kami start dari kota Jember. Hampir seharian di kawasan Kawah Ijen hujan terutama saat siang ke sore sekitar pukul 13.00 sampai 16.00. Dingin? Jangan tanya! Of course!

Kami alokasikan waktu dua hari satu malam untuk traveling saat itu. Sebenarnya bisa kok nggak usah nginep asal perjalanan start dari Jember atau kota terdekat dari Bondowoso seperti Situbondo. Nah kalau kalian pingin stay, saya bisa kasih sedikit informasi. Kemana kita bisa stay? Banyak pilihan kok dear. Di kawasan tersebut ada tiga jenis homestay yang bisa kalian singgahi. Ada Arabica Homestay, Jampit Guest House, dan Catimore Homestay. Kebetulan kami memilih Catimore Homestay karena, pertama dekat dengan Air Terjun Blawan, tinggal jalan bisa sampai ke parkiran sekitar 10 menit, naik motor sekitar 5 menit bisa sampai parkiran dan kemudian trekking ke Air Terjun cuma sekitar 10 menit. Nggak jauh dari air terjun, tepatnya sebelum parkiran, ada kolam pemandian air panas alami. Bisa banget buat merilekskan otot-otot tubuh habis trekking dan perjalanan. Tapi saat itu kami nggak ke kolam pemandian air panas karena lagi banyak pengunjung. Alasan kedua, jalan menuju Catimore nggak sesulit dan nggak sejauh menuju kedua homestay lainnya (dihitung jarak dari cafe ijen), harga terjangkau mulai 175 ribu sampai 250 ribu rupiah. Letak Catimore juga lebih fleksibel buat bisa ke Air Terjun Blawan, Pemandian air panas, dan Kawah Ijen. Hhhmm tapi kayaknya kalau fokus kalian hanya ingin ke perkebunan dan Kawah Wurung, I recommend you to stay at Arabica Homestay. Karena jaraknya lebih dekat. Loh kok ada perkebunan? Yesss, kawasan tersebut adalah kawasan perkebunan PTPN XII, termasuk ketiga homestay tersebut adalah milik PTPN XII. Saya nggak bisa cerita banyak tentang Arabica Homestay karena saya nggak sempat mampir kesana hanya sekedar melewati plangnya.

Let's talk about Catimore Homestay.
Tujuan pertama saya sebelum ke tempat wisata adalah Catimore Homestay. Kalian harus bikin alur kegiatan kalian sebelum berangkat biar lebih efisien waktu oleh karena itu saya selalu cari tahu dulu jarak dan trek biar lebih mudah menentukannya. Kami berangkat dari Jember Jum'at, 1 Januari 2016 pukul 09.50 dan sampai di Bondowoso kota pukul 10.30, karena kami sama-sama ngantuk akhirnya istirahat di indomaret pertigaan jalan menuju Kawah Ijen. Pukul 11.00 kami melanjutkan perjalanan (kalau dari Jember setelah sampai Bondowoso kota ikuti saja plang arah situbondo kemudian ikuti plang arah Kawah Ijen). Kami sampai di Catimore Homestay pukul 12.45, itu berarti perjalanan dari Bondowoso kota menuju Catimore Homestay memerlukan waktu satu jam empat puluh lima menit (1 jam 45 menit) dengan menaiki sepeda motor honda scoopy, tanpa berhenti istirahat hanya berhenti untuk tanya jalan dan mengisi daftar nama wisatawan. 

Keadaan jalan di kawasan tersebut mulus pada awalnya, tapi semakin dekat dengan pos di cafe ijen jalanan mulai rusak jadi bersabarlah. Jalan di pegunungan selalu berkelok-kelok, jaga konsentrasi bila menyetir. Ada juga angkutan umum semacam kol - minibus red. (begitu kami menyebutnya) yang bisa mengantar kalian dari Bondowoso kota ke Catimore. Maaf saya kurang tahu tarif dan lama perjalanan apabila menaiki kol ini. Saya hanya melihat saja kalau memang ada angkutan umum yang lewat jalur tersebut.
 (I'm so sorry, nggak bisa cut video, nggak punya aplikasi edit video bahkan movie maker aja nggak ada)

Untuk jalurnya, kalian cukup ikuti jalan menuju Kawah Ijen, nanti akan ada pos di dekat cafe ijen, disana kalian akan ditanya akan menuju kemana dan dipungut biaya sukarela serta mengisi nama (cukup diwakilkan satu orang saja). Setelah itu lurus saja sampai bertemu dengan pos kedua setelah kalian melewati rumah perkebunan yang dengar-dengar juga disewakan untuk wisatawan. Selama itu kalian akan melewati plang-plang yang mengarahkan apabila ke kanan menuju Jampit Guest House (17 km) apabila ke kiri menuju Arabica Homestay (lupa berapa km). Untuk menuju ke Catimore Homestay, kalian lurus saja terus. Kalian akan menemukan pemukiman padat di kiri jalan, bukan, bukan itu hehe, masih lurus sampai kelihatan Pabrik Kopi, sebrangi jembatan (ada kolam juga di dekat sungai dekat jembatan, sungainya mirip mini air terjun, well that's nice) dan ambil setir ke kiri, masuklah kalian di Catimore Homestay. Oh ya, tips aja kalau memang niat mau stay disana, mending kalian boking terlebih dahulu, homestay ini nggak sepi pengunjung apalagi pas tahun baru. Jangan kaget kalau sampai Catimore kalian nggak menemui meja resepsionis. Just be flexibel, tanya aja sama pegawai yang lagi sliweran disana dan kalian akan dipertemukan dengan orang yang kalian hubungi saat boking. No, kalian harus masuk dari sebelah kanan, jangan tertipu dengan bagian depan Catimore karena disana hanya ada kamar VIP. Berrrrrikut informasi mengenai reservasi dan tarif :
Catimor Homestay, Blawan, Sempol, Bondowoso
Phone : 085 231 577 847
Person : Titik Sugiarti 085 233 297 453 (Waktu itu hanya nomor ini yang bisa dihubungi)
Sumber http://www.agroijen.com/main/index.php (Kalian bisa kunjungi web tersebut untuk informasi boking Jampit Guest House dan Arabica Homestay)

Untuk tarif di Catimore Homestay tergantung dengan jumlah bed, 175 ribu untuk single bed kelas ekonomi (bisa diisi dua orang), 225 ribu untuk double bed (bisa diisi tiga orang) dan 250 ribu kelas VIP saya kurang tahu bagaimana tapi yang jelas kamar ini terletak di bagian depan. Kabar gembiranya setiap kamar memiliki fasilitas air panas dan selimut. Jangan khawatir kedinginan karena sudah disediakan selimut dan air panas untuk mandi. Masalah kebersihan, cukup bersih, tidak terlalu bersih. Jangan khawatir juga sinyal disana hampir nol jadi kalian bisa bener-bener quality time. Disediakan juga jacuzzi air hangat untuk berendam (aktif di sore hari sampai malam) dan lengkap dengan kolam renang. Saat malam jangan takut kedinginan karena disana nggak sedingin yang saya bayangkan, mungkin karena cuaca atau apa saya nggak ngerti. But you need to ready for everything. Ada yang bilang suhu disana saat malam mencapai 9 derajat celcius, tapi entahlah saya nggak merasa kedinginan sama sekali. You don't have to worry about food and drink, Catimore menyediakan beberapa menu makan yang bisa kalian pesanand of course free coffee. Jangan tanya harga makanan disana karena saya sama sekali nggak pesan apa-apa, biar hemat saya sengaja bawa bekal makanan yang cukup untuk satu hari (pastikan lauk yang dibawa nggak cepat basi).

Berikut informasi tarif dan reservasi di Jampit Guest House silahkan kunjungi https://agrorolas.wordpress.com/2013/11/15/catimor-homestay-blawan/
(Kolam renang di bagian tengah Catimore Homestay. Sederhana tapi nggak apa lah, bisa buat cuci mata juga bisa lihat bukit di belakang homestay)
(I'm so sorry, hampir seluruh tampilan video di atas muka saya bukannya background tapi seenggaknya kalian bisa tahu suasana disana dengan denger suara serangga ngoweng ngoweng)
Well, setelah istirahat sekitar 75 menit di Catimore Homestay, kami menuju ke Air Terjun Blawan. Yey!
Seperti yang saja jelaskan tadi, dengan naik sepeda motor bisa sampai di parkiran hanya dengan 5 menit saja dan kemudian trekking menuju air terjun hanya 10 menit. Saya harus berhati-hati meskipun trek tidak sulit (sudah ada tangga semen di awal trek) trek selanjutnya cukup licin, no high heels, wedges, dan alas kaki berbahan plastik, saya nggak rekomen banget soalnya sempet ngelihat beberapa cewek masih pakai wedges, what the fuck -_-
Lupakan kecantikan, pakai yang aman saja. Bisa pakai outdoor shoes atau sandal gunung yang alasnya kasar.


(Warna airnya nggak jernih karena ada kandungan sulfurnya, hujan rutin datang di sore hari jadi saya nggak rekomen kalian kesana waktu sore)

Malam harinya paling enak buat ngopi santai and have a conversation with the one we love. Nikmatin udara seger sambil denger ngoweng ngowengnya serangga di atas bukit. Sumpahhhh, saya rindu suasananya.

Besok paginya kami baru bersiap menuju Kawah Wurung dan Jampit Guest House sekalian pulang biar nggak mondar-mandir. Sempat foto di Catimore sebelum pulang huhuhu.

Kami meninggalkan Catimore menuju Kawah Wurung sekitar pukul 11.00 dan sampai di Kawah Wurung sekitar pukul 12.00 (saya lewat jalur yang searah dengan Jampit Guest House). Agak nggak suka sepanjang perjalanan di Kawah Wurung, selain ini adalah perjalanan pulang juga jalannya berbatu yang cukup mengoyak isi perut. And here we come!


 



 (Kawah Wurung dengan lewat jalur ini pemandangannya berbeda dengan lewat jalur Kawah Wurung yang sebenarnya, disini nggak dikenakan biaya buat masuk tapi sebaliknya. Sorry, kontras warna dari tiga foto tersebut beda karena emang settingan kamera tiap jepret dibikin beda)

Nggak lama-lama disana kami melanjutkan perjalanan ke Jampit Guest House dimana hanya berjarak kurang lebih 3 km saja dari Kawah Wurung. Sayangnya disana ramai pengunjung, baik keluarga maupun anak-anak muda. Oh, untung saya tidak memutuskan untuk stay di Jampit Guest House, you have no privacy there. Banyak orang, ramaiiiii cinnnn.



(Spot foto dicapture sedekat mungkin biar keramaian orang-orang nggak ngerusak view hehehe)

Well karena kami nggak mau kesorean sampek Jember dan kami juga belum makan jadinya pukul 13.30 kami sah meninggalkan tempat. Pukul 15.30 baru sampai di Bondowoso kota dan menyempatkan untuk makan sekitar 30 menit. Finally sampai Jember pukul 17.00 dengan keadaan basah-basahan karena sepanjang jalan pulang dari Jampit kami ditemani hujan sampai daerah Jelbug, Jember. What an amazing holiday. Nggak kapok, nggak kesel, nggak nyesel, malah pengen lagi. And yessss, saya puas dengan liburan waktu itu. Bondowoso juga bisa memberi  saya kerinduan. Semoga kalian yang mungkin akan kesana bisa merasakan hal yang sama dengan saya. Take care and thank you! Semoga bermanfaat :)

 

Template by BloggerCandy.com